Merdeka.com - Meninggalnya dokter muda
Dionisius Giri Samudra (Andra) saat bertugas di Kepulauan Aru, Maluku, membuat
dokter di tanah air berduka. Dokter Andra mengembuskan napas terakhir pada Rabu
(11/11) malam.
Sebelumnya,
Andra sempat menjalani perawatan sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir
di RSUD Cendrawaih Dobo. Andra mulai magang sejak Juni 2015 lalu. Awalnya Andra
dikira campak. Namun setelah menjalani perawatan, ternyata Andra mengalami
radang selaput otak, infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.
Rencananya
Andra akan dirujuk ke rumah sakit di Kota Tual, tapi terkendala masalah
transportasi. Dibutuhkan waktu 12 jam dari Dobo menuju Tual dengan kapal ferry.
Sementara penerbangan sudah 1 bulan ini tidak beroperasi.
Surat
terbuka akhirnya pun dibuat untuk Presiden Joko Widodo, agar nasib dokter lebih
diperhatikan. merdeka.com melansir surat tersebut melalui akun Facebooknya,
Dokter di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Bambang Budiono, Kamis (12/11).
Kepada yang terhormat
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Dengan hormat,
Kami sebagai dokter selama ini
bekerja mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk tertular penyakit. Semenjak
mengenyam pendidikan kedokteran menuntut kita juga harus belajar lebih banyak
dan setelah bekerja juga mengalami pekerjaan fisik dan mental yang banyak
sehingga kami mengalami resiko untuk penurunan daya tahan tubuh yang lebih
tinggi. Begitu juga setelah selesai pendidikan, saat bekerja kami kontak
langsung dengan pasien pasien yang mengalami penyakit menular.
Bagi para yunior kami yang baru
selesai diwisuda akan mengalami masa internship untuk memenuhi kewajiban dan
rasa cinta pada negara ini. Masa Internship merupakan masa masa yang
membutuhkan konsentrasi tinggi bagi yang di pedalaman karena begitu
dibutuhkannya di daerah tersebut, sampai adik adik kami lupa akan dirinya
sendiri.
Inalillahi wainna ilaihi rojiun.
Telah Meninggal dunia pada
tanggal 11 November 2015 Dokter Dionisius Giri Samudra (Andra), dokter
Internsip penempatan RSUD Cenderawasih Dobo, Kepulauan Aru. Penempatan periode
Mei Tahun 2015, dengan dugaan Malaria Cerebral. Meninggal di RS Dobo jam 18.16
WIT. Rencana evakuasi jenazah akan dilakukan pada 12 November 2015 atas
koordinasi Pemda Kabupaten Kepulauan. Aru dan Pemda Kabupaten Tual.
Kematian Adik kami ANDRA adalah
bukti bahwa perjuangan dokter dengan pekerjaannya sangat beresiko tinggi karena
kemudahan tertularnya penyakit. Apakah adik kami ANDRA mendapatkan JAMINAN
KESEHATAN ???
TUNJANGAN RESIKO ???
ASURANSI KEMATIAN ???
Tolong, siapa yang bertanggungjawab
untuk MASALAH INI ???
Yang membuat miris hati kami, Ini
adalah kejadian kedua dalam tahun ini, Bapak. Sebelumnya sejawat kami Dhanny
Elya Tangke, dokter berusia muda yang mengabdi untuk program Pegawai Tidak
Tetap Kementerian Kesehatan, di Distrik Oksibil dan Waime, Pegunungan Bintang,
Provinsi Papua, meninggal dunia, di Rumah Sakit Abepura, Jayapura, Papua, Rabu
(13/5/2015). Almarhum meninggal dalam tugasnya pada usia 26 tahun akibat
malaria.
Selamat jalan sejawat, tugasmu
telah berakhir. Semoga semangat dan darma baktimu pada negri ini, membuka mata
hati kita semua hari ini. Terimakasih atas segala pengabdianmu pada bangsa dan
negara ini.
Tolong perhatikan sejawat kami,
Bapak Presiden.
Cukup lah kedua orang sejawat ini
yang harus mengalami ini. Semoga di esok hari, tidak ada lagi kejadian berulang
pada sejawat kami.
Besar harapan kami adanya
kebijakan2 baru yang dibuat, demi terjaminnya keselamatan dan kesehatan seorang
dokter yang sedang bertugas demi menjalankan amanat profesi. [did]
Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/dokter-muda-meninggal-di-pedalaman-jokowi-dikirimi-surat-terbuka.html
***
"Saya turut berduka cita atas berpulangnya salah seorang pengabdi di negeri ini, Dr. Dionisius Giri Samudra. Meskipun ini berita lama, saya tidak akan mudah melupakannya. Dokter juga manusia, bisa sakit. Betapa kelirunya bila kita menganggap, "Dokter yang nyembuhin orang, kok sakit?". Dokter adalah manusia, makhluk sosial. Dokter juga membutuhkan dokter ketika dia sakit. Upaya penyembuhan yang sia-sia bila tidak ada dokter yang menjembatani manusia dengan obat-obatan. Tanpa dokter, mungkin semua manusia hanya akan mendiami penyakitnya dan pasrah menjadi mayat hidup. Selayaknya pemerintah mau membuka mata dan mengulurkan tangan dalam meringankan
sedikit beban mereka. Mereka memang pengabdi yang tidak memandang
materi. Namun sudah sepatutnya seorang pejuang mendapatkan penghargaan, baik ketika masih hidup maupun sudah mati."