Selasa, 15 Agustus 2017

Dokter Muda Meninggal di Pedalaman, Jokowi Dikirimi Surat Terbuka


Merdeka.com - Meninggalnya dokter muda Dionisius Giri Samudra (Andra) saat bertugas di Kepulauan Aru, Maluku, membuat dokter di tanah air berduka. Dokter Andra mengembuskan napas terakhir pada Rabu (11/11) malam.

Sebelumnya, Andra sempat menjalani perawatan sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di RSUD Cendrawaih Dobo. Andra mulai magang sejak Juni 2015 lalu. Awalnya Andra dikira campak. Namun setelah menjalani perawatan, ternyata Andra mengalami radang selaput otak, infeksi paru-paru dan saluran pernapasan.

Rencananya Andra akan dirujuk ke rumah sakit di Kota Tual, tapi terkendala masalah transportasi. Dibutuhkan waktu 12 jam dari Dobo menuju Tual dengan kapal ferry. Sementara penerbangan sudah 1 bulan ini tidak beroperasi.

Surat terbuka akhirnya pun dibuat untuk Presiden Joko Widodo, agar nasib dokter lebih diperhatikan. merdeka.com melansir surat tersebut melalui akun Facebooknya, Dokter di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Bambang Budiono, Kamis (12/11).

Kepada yang terhormat
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dengan hormat,
Kami sebagai dokter selama ini bekerja mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk tertular penyakit. Semenjak mengenyam pendidikan kedokteran menuntut kita juga harus belajar lebih banyak dan setelah bekerja juga mengalami pekerjaan fisik dan mental yang banyak sehingga kami mengalami resiko untuk penurunan daya tahan tubuh yang lebih tinggi. Begitu juga setelah selesai pendidikan, saat bekerja kami kontak langsung dengan pasien pasien yang mengalami penyakit menular.

Bagi para yunior kami yang baru selesai diwisuda akan mengalami masa internship untuk memenuhi kewajiban dan rasa cinta pada negara ini. Masa Internship merupakan masa masa yang membutuhkan konsentrasi tinggi bagi yang di pedalaman karena begitu dibutuhkannya di daerah tersebut, sampai adik adik kami lupa akan dirinya sendiri.

Inalillahi wainna ilaihi rojiun.

Telah Meninggal dunia pada tanggal 11 November 2015 Dokter Dionisius Giri Samudra (Andra), dokter Internsip penempatan RSUD Cenderawasih Dobo, Kepulauan Aru. Penempatan periode Mei Tahun 2015, dengan dugaan Malaria Cerebral. Meninggal di RS Dobo jam 18.16 WIT. Rencana evakuasi jenazah akan dilakukan pada 12 November 2015 atas koordinasi Pemda Kabupaten Kepulauan. Aru dan Pemda Kabupaten Tual.

Kematian Adik kami ANDRA adalah bukti bahwa perjuangan dokter dengan pekerjaannya sangat beresiko tinggi karena kemudahan tertularnya penyakit. Apakah adik kami ANDRA mendapatkan JAMINAN KESEHATAN ???
TUNJANGAN RESIKO ???
ASURANSI KEMATIAN ???
Tolong, siapa yang bertanggungjawab untuk MASALAH INI ???

Yang membuat miris hati kami, Ini adalah kejadian kedua dalam tahun ini, Bapak. Sebelumnya sejawat kami Dhanny Elya Tangke, dokter berusia muda yang mengabdi untuk program Pegawai Tidak Tetap Kementerian Kesehatan, di Distrik Oksibil dan Waime, Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, meninggal dunia, di Rumah Sakit Abepura, Jayapura, Papua, Rabu (13/5/2015). Almarhum meninggal dalam tugasnya pada usia 26 tahun akibat malaria.

Selamat jalan sejawat, tugasmu telah berakhir. Semoga semangat dan darma baktimu pada negri ini, membuka mata hati kita semua hari ini. Terimakasih atas segala pengabdianmu pada bangsa dan negara ini.

Tolong perhatikan sejawat kami, Bapak Presiden.

Cukup lah kedua orang sejawat ini yang harus mengalami ini. Semoga di esok hari, tidak ada lagi kejadian berulang pada sejawat kami.

Besar harapan kami adanya kebijakan2 baru yang dibuat, demi terjaminnya keselamatan dan kesehatan seorang dokter yang sedang bertugas demi menjalankan amanat profesi. [did]

Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/dokter-muda-meninggal-di-pedalaman-jokowi-dikirimi-surat-terbuka.html


***

"Saya turut berduka cita atas berpulangnya salah seorang pengabdi di negeri ini, Dr. Dionisius Giri Samudra. Meskipun ini berita lama, saya tidak akan mudah melupakannya. Dokter juga manusia, bisa sakit. Betapa kelirunya bila kita menganggap, "Dokter yang nyembuhin orang, kok sakit?". Dokter adalah manusia, makhluk sosial. Dokter juga membutuhkan dokter ketika dia sakit. Upaya penyembuhan yang sia-sia bila tidak ada dokter yang menjembatani manusia dengan obat-obatan. Tanpa dokter, mungkin semua manusia hanya akan mendiami penyakitnya dan pasrah menjadi mayat hidup. Selayaknya pemerintah mau membuka mata dan mengulurkan tangan dalam meringankan sedikit beban mereka. Mereka memang pengabdi yang tidak memandang materi. Namun sudah sepatutnya seorang pejuang mendapatkan penghargaan, baik ketika masih hidup maupun sudah mati."

Unknown

Reviewer

Bermula dari reader dan listener, berlanjut menjadi reviewer. Sedang proses menjadi editor, dan tinggal menunggu kesempatan menjadi author.

0 komentar:

Posting Komentar

 
biz.